Edelweiss atau Leontopodium alpinum merupakan salah satu
keluarga bungan matahari. Bunga ini hanya tumbuh di daerah pegunungan yang
berbatu di atas ketinggian 2000-2900 dari permukaan laut. Bunga edelweiss
merupakan cirri dari ekosistem sub-alphin. Ekosistem ini biasanya ditumbuhi
oleh dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis
(Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium
varingiaefolium). Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda
di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas
tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu
yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan
meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya
muncul di antara bulan April dan Agustus keterangan ini di tuturkan oleh Whitten,
Tony and Jane (29 Februari 1992) dalam buku Wild Indonesia: The Wildlife and
Scenery of the Indonesian Archipelago. United Kingdom: New Holland. hlm. page
127. Tumbuhan ini sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga
seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat
mengunjunginya. Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup
kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik
Myophonus glaucinus.
Namun karena keserakahan dari orang – orang yang tidak
bertanggung jawab membuat bunga abadi ini semakin menghilang
keberadaanya.perlunya sikap sadar diri yang dimiliki oleh para penggiat alam
bebas yang bergesekan dengan keberadaan bunga ini sangat membantu keberadaan
bunga abadi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar